Rembang || Jateng.Bratapos.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk aktivis muda di Kabupaten Rembang. Hingga September 2025, tercatat 8.018 dapur MBG beroperasi di seluruh Indonesia dengan target 30.000 dapur pada akhir tahun. Program ini menelan anggaran Rp15,7 triliun dari pagu APBN 2025 sebesar Rp71 triliun.

Ketua Biro Brata Pos Media di Rembang, As’at, menilai program MBG memberi dampak sosial yang luas, meskipun masih dihadapkan pada sejumlah kendala seperti kasus keracunan makanan dan keterbatasan lokasi dapur.

“Dengan adanya MBG, siswa dan orang tua sangat terbantu. Selain itu, program ini juga membuka lapangan kerja, memenuhi gizi anak, serta menggerakkan roda perekonomian lokal,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).

Seorang wali murid, Sri, juga mengaku sangat merasakan manfaat program tersebut. “Biasanya saya memberi uang saku Rp20 ribu, sekarang cukup Rp10 ribu karena siang anak sudah mendapat makan dari sekolah. Ini sangat meringankan, apalagi suami saya hanya tukang bangunan dengan penghasilan Rp100 ribu per hari,” ungkapnya.

As’at menegaskan, wacana penutupan program MBG tidaklah tepat. Menurutnya, yang diperlukan adalah pengawasan lebih ketat untuk mencegah kasus keracunan kembali terulang. “Minimal pemerintah daerah bersama guru harus ikut mengawasi dapur MBG. Jika ada makanan basi, harus segera diganti. Pengawas eksternal juga sebaiknya rutin sidak tiga kali sebulan agar kualitas makanan tetap terjaga,” tandasnya.

Pedagang di pasar pun merasakan imbas positif dari MBG. Omzet mereka meningkat sekitar 10 persen berkat suplai bahan makanan untuk dapur MBG.

“Dengan perputaran ekonomi ini, semua pihak diuntungkan. Jadi yang penting bukan ditutup, tapi diawasi dengan serius,” kata As’at menambahkan.

(as.at)